Kondisi Ekonomi Indonesia Pada Saat Pandemi
I. PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 2019 dunia sedang menghadapi masalah besar. Berawal dari munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus corona atau yang akrab disebut Covid 19, hampir semua aspek kehidupan mengalami perubahanperubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, mendebarkan seluruh isi dunia. Covid-19 telah menjadi perhatian publik sejak kemunculannya terdeteksi di Tiongkok di kota Wuhan Provinsi Hubei untuk kali pertama di awal tahun 2020. Meninggalnya ribuan jiwa akibat virus ini membuatnya menjadi pusat perhatian banyak negara, termasuk Indonesia sehingga WHO tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.
Ada nya Covid-19 menyebabkan terjadinya pengangguran atau pekerjaan yang berkurang dari sebelumnya. Saat adanya covid-19 tempat yang biasanya banyak pengunjung seperti kebun binatang, dll harus tutup sementara. Hal tersebut dilakukan agar mengurangi interaksi langsung antara manusia dengan manusia maupun manusia dengan hewan agar tidak menulari virus. Pada saat keluar rumah pun kita dihimbaukan untuk selalu membawa hand sanitizer, mencuci tangan di manapun, memakai masker, menjaga jarak ±1meter, dan lain sebagainya.
Dulu pada saat muncak nya virus covid-19 saya dan keluarga saya terkena Covid-19. Namun, pada saat itu kami sekeluarga tidak mengetahuinya. Saya mengetahui hal tersebut karena saya sedang mencuci tangan saya dengan sabun dan saya yang mencoba untuk mencium aroma harum dari sabun tersebut namun tidak bisa. Tidak ada aruma harum dari sabun tersebut. Disitu saya panik namun harus tetap tenang karena tidak ingin keluarga saya mengetahui. Namun berjalan nya waktu ternyata ibu saya juga terkena, maka kami sekeluarga memutuskan bahwa kami sekeluarga terkena covid-19.
II. PEMBAHASAN
Covid-19 atau Penyakit koronavirus 2019 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penyakit ini mengakibatkan pandemi. Penderita Covid-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih jarang ditemukan.
SARS (sindrom pernapasan akut berat) adalah penyakit baru pada musim gugur tahun 2002, yang pertama kali terjadi di Provinsi Guangdong, Cina dan menyebar ke 29 negara dengan 8422 kasus dan 916 kematian.
Dunia perekonomian semakin lemah, hubungan sosial semakin menurun yang menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian terhadap sesama. Semuanya telah merasakan dampak dari virus covid 19 ini, terutama pada dunia pendidikan. Kita harus siap menghadapi perubahan ini, karena cepat atau lambat pendidikan akan mengalami perubahan drastis akibat pandemi covid 19.
Saat itu pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya meliburkan aktivitas (tatap muka) seluruh lembaga-lembaga pendidikan, hal ini dilakukan sebagai upaya-upaya pencegahan penularan virus corona atau covid 19 ini. Hal ini tentunya berdampak besar pada perkembangan pendidikan anak, yang saat ini dituntut untuk belajar mandiri, belajar secara daring (dalam jaringan). Dan dari situlah pemerintah memutuskan untuk menerapkan pembelajaran secara daring atau belajar dari rumah.
Pembelajaran daring adalah metode pembelajaran yang dilakukan secara online, tanpa tatap muka secara langsung, dengan memanfaatkan teknologi internet dan komunikasi. Adanya pembelajaran daring menyebabkan otak atau cara berfikir anak menjadi lambat. karena pada saat pandemi tugas kita hanya zoom, mencatat materi yang penting dari video YouTube yang sudah diberikan oleh guru, dan tidak adanya penjelasan langsung dari guru yang membuat kita tidak paham akan materi yang ada.
Bukan hanya itu saja, dalam penerapan belajar online ini, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang dipicu oleh beberapa faktor :
Pertama, siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi, kasus ini banyak terjadi pada siswa tingkat TK dan SD (Sekolah Dasar). Selain itu, masalah utama yang dialami siswa adalah jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua karena orang tualah yang dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online tersebut, realita yang ada juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan menghambat keaktifan siswa atau anak dalam proses belajar daring ini.
Kedua, kurangnya interaksi fisik antara guru dan siswa karena dalam pembelajaran online siswa hanya diberikan tugas melaui via whatsapp. Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada penjelasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang dibebankan tersebut.
Ketiga, jaringan internet Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet. Tidak semua sekolah/madrasah sudah terkoneksi ke internet sehingga guru-gurunya pun dalam keseharian belum terbiasa dalam memanfaatkannya. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.
Keempat, biaya Jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri bagi guru dan siswa. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara guru juga orang tua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.
Komentar
Posting Komentar